Jangan remehkan Mbok Jamu di Jawa ...
Simaklah dialog di sebuah pasar ...
Dalam rangka meliput kemajuan ekonomi mikro di sana, tim liputan sebuah stasiun televisi datang ke sebuah pasar. Mereka menghampiri seorang Mbok Jamu gendong.
Setelah berbasa-basi, sang reporter mewawancarai si Mbok dan camera mulai running.
Reporter: "Mbok, sudah lama jual jamu gendong? Apa saja yg dijual ini?”
Mbok: ”Saya mulai jualan ini sejak bapaknya anak-anak meninggal dunia diseruduk kerbau lima tahun lalu. Di sini ya jual jamu beras kencur, cabe lempuyang, galian singset, dll ...”
Rep: “Sudah lima tahun! Emang margin-nya cukup, sampe bisa bertahan lima tahun? Margin itu keuntungan, Mbok.”
(Sang Reporter menerangkan dengan yakinnya).
Mbok: “Begini. Saya membangun platform bisnis ini karena di sini market-nya memang ada dan belum terpenetrasi oleh jaringan pemodal besar dari kota. Bisnis ini tidak semata-mata untuk meng-capture margin, tapi saya ingin platform ini sebagai anchor of business atau market maker di kampung ini. Saya juga ingin pasar ini jadi semacam marketplace of ideas bagi warga kampung ini.”
(Si Reporter kaget dengan penjelasan Mbok).
Rep: “Maksud Mbok?”
Mbok: “Kan kalo mereka ngumpul sambil minum jamu, suka ngobrol, sharing informasilah. Dengan informasi itu saya jadi tahu produk apa saja yang preferable ke depannya.” (Si Reporter jadi minder).
Rep: “Ada yang suka ngutang, Mbok?”
Mbok: “Ada. Tapi, salah satu tujuan saya jual jamu, supaya bisa men-deliver confidence bagi warga kampung, para petani atau orang-orang yang lewat, mereka tetap bisa sehat walau sedang tidak punya uang. Yang penting, mereka bisa survived bekerja, platform ini tetap bisa sustain.” (Si Reporter mulai berpikir, jangan-jangan Mbok ini temannya Sri Mulyani).
Rep: “Bagaimana kalau mereka gak bayar?”
Mbok: “Kalo sampe akhir bulan mereka gak punya duit, biasanya mereka menawarkan skema debt to commodities swap. Bayar pake sayuran, singkong, ubi, pisang, atau apa saja...”
(Si Reporter mulai keder).
Rep: “Apakah akhir-akhir ini yang minum jamu berkurang?”
Mbok: “Kata saya, purchasing power masyarakat terus tumbuh, tidak melemah seperti yang dikatakan orang-orang di kota. Mungkin pola konsumsinya yang berubah. Katanya untuk Q2 2017 ini ekonomi China tumbuh 6,9%, harusnya itu pertanda baik buat usaha orang-orang di sini...”
(Si Reporter ngebathin, ‘Saya aja gak tahu, Q2 2017 ekonomi China tumbuh 6,9%’, dan mulai kehabisan pertanyaan).
Rep: “Mbok kenal sama Sri Mulyani?”
Mbok: “Pegawe Kacamatan...? Ya kenal lah, satu grup WA nya kami..." 😂😂😂
*Postingan dari grup WA. Gak tau siapa yang nulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar